.: Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuh :: Selamat Datang webblog Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sindurejan :.

Jumat, 06 September 2013

PRM Sindurejan gelar Pamitan Calaon Haji 2013


Rabu, 4 September 2013 bertempat di Masjid Nurul Huda digelar pengajian Mangayubagyo Jama'ah Calon haji kampung Sindurejan.



Sabtu, 03 Agustus 2013

Bacaan Takbir Pada Hari Raya


Pertanyaan :
  1. Bagaimana tuntunan Muhammadiyah tentang  waktu  mengumandangkan takbir hari raya Idul fitri?
  2. Bagaimana lafadz Takbir yang dipegangi oleh Muhammadiyah, apakah 2 kali atau 3 kali ucapan takbir?
Jawab :
Pembaca Majalah mentari yang dirahmati Allah, sebelum menjawab pertanyaan di atas, perkenankan kami segenap Anngota Majelis Tarjih dan Tajdid mengucapkan “selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H, taqobbalallahu minna wa minkum”.
Berkaitan dengan waktu mengumandangkan takbir menyambut hari Raya Idul Fitri, kita dapat melihat dalam keputusan Muktamar Tarjih ke XX, yang secara lengkap sebagai berikut :
Ucapan takbir menyambut hari raya Idul fitri dimulai sejak terbenam matahari sampai shalat Idul fitri akan dimulai. Hal ini sesuai keputusan Muktamar Tarjih XX di Kota Garut Jawa Barat, yang selanjutnya telah ditanfidzkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan surat Nomor: C/1-0/75/77 tertanggal 5 Shafar 1397 H bertepatan dengan tanggal 26 Januari 1977, yang berkaitan dengan waktu takbir menjelang shalat ‘Id disebutkan: Hendaklah engkau perbanyak membaca takbir pada malam Hari Raya Fithrah sejak mulai matahari terbenam sampai esok harinya ketika shalat akan dimulai.
Demikian pula dalam Tuntunan Ramadhan yang merupakan sebagian dari Keputusan Musyawarah Nasional Tarjih XXIV di Malang Jawa Timur yang telah ditanfidzkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, – sebagaimana yang telah disebutkan dalam pertanyaan, – disebutkan: di antara Adab dalam menyambut Hari ‘Idul Fithri, yang pertama adalah: Memperbanyak takbir, dengan uraian: Dalam rangka menyambut Hari ‘Idul Fithri dituntunkan agar orang (Islam) memperbanyak takbir pada malam ‘Idul Fithri sejak dari terbenamnya matahari hingga pagi hari ketika shalat ‘Id segera dimulai.
Dalil yang dijadikan dasar keputusan tersebut, – baik dalam Muktamar Tarjih XX maupun dalam Musyawarah Nasional Tarjih XXIV, – adalah:

TUNTUNAN IDUL FITRI (Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah)


A. Tinjauan Umum  tentang Idul Fitri
Hari raya Islam disebut ‘Id’ karena pada hari itu Allah swt mempunyai kebaikan dan kemurahan yang kembali berulang-ulang dan dianugerahkan kepada makhluk-Nya setiap tahun yang membawa kegembiraan dan kepuasan. Kata ‘Id’ yang selalu diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan ‘hari raya’ menurut etimologinya berarti al-mausim = (اَلْمَوْسِمْ)musim, disebut demikian karena setiap tahun berulang.
Dinamakan Idul Fitri karena pada hari itu orang-orang Islam yang menjalankan puasa Ramadlan berbuka dan tidak lagi berpuasa seperti hari-hari sebelumnya selama bulan Ramadlan. Hari Idul Fitri ini dirayakan dengan melakukan shalat Idul Fitri secara berjamaah. Ibadah ini disyariatkan pada tahun pertama Nabi saw. sampai di Madinah.

B. Amal Ibadah dan Adab Menyambut Hari Raya Idul Fitri
1. Memperbanyak Takbir
Dalam rangka menyambut hari Idul Fitri dituntunkan agar orang memperbanyak takbir pada malam Idul Fitri sejak dari terbenamnya matahari hingga pagi hari ketika shalat ‘Id segera dimulai.
Takbir merupakan ekspresi kesadaran terhadap keagungan asma Allah dan kenisbian manusia di hadapan-Nya serta sebagai tanda syukur atas petunjuk yang diberikan-Nya. Selain itu takbir juga merupakan penampakan syiar agama Islam. Takbir dilakukan di masjid-masjid, di rumah-rumah, dan di jalan-jalan baik oleh mereka yang mukim maupun mereka yang musafir. Dalam pelaksanaan takbir (di masyarakat lebih dikenal dengan sebutan takbiran) umat Islam diharapkan tetap dapat menjaga ketertiban umum.
Ucapan takbir itu adalah,


اَللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.
Allaahu akbar Allaahu akbar, Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, Allaahu akbar wa lillaahil-hamd.
Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha besar, Allah Maha besar dan segala puji bagi Allah.

ZAKAT FITHRI DAN ZAKAT MAAL


Oleh; Asep Shalahudin, S.Ag,.M.Pd.I.

Zakat termasuk kategori ibadah yang telah ditentukan berdasarkan al-Qur'an dan al-Hadits, dan secara umum zakat terbagi menjadi dua macam, yaitu Zakat Fithri dan Zakat Maal.

I.   ZAKAT FITHRI

A.       Pengertian Zakat Fithri
زَكَاةُ الْفِطْرِ: صَدَقَةٌ مَعْلُوْمَةٌ بِمِقْدَارٍ مَعْلُوْمٍ، مِنْ شَحْصٍ مَخْصُوْصٍ، بِشُرُوْطٍ
مَخْصُوْصَةٍ،  عَنْ طَائِفَةٍ مَخْصُوْصَةٍ  لِطَائِفَةٍ مَخْصُوْصَةٍ،  تَجِبُ بِاْلفِطْرِ
مِنْ رَمَضَانَ، طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَفَثِ، وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِيْنَ
Zakat Fithri adalah shadakah yang diketahui dengan kadar tertentu pula,  dari seorang yang tertentu, dengan syarat-syarat tertentu, dari golongan teretantu untuk golongan tertentu yang wajib dikeluarkan sebab adanya buka di bulan Ramadlan, sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari lagw dan rafats dan sebagai bekal bagi orang-orang miskin.

B.       Hukum Zakat Fithri

1- عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَضَ زَكَاةَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى كُلِّ حُرٍّ أَوْ عَبْدٍ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى مِنْ الْمُسْلِمِينَ (البخارى:الزكاة: صدقة الفطر على العبد وغيره من المسلمين)
Artinya:Diriwayatkan dari Ibnu Umar. Rasulullah saw telah mewajibkan zakat Fithri satu sha' (2,5 kg) dari kurma atau gandum atas setiap orang merdeka dan budak, laki-laki dan perempuan dari seluruh kaum muslimin (HR al-Bukhari: Kitab: az-Zakat, Bab: Shadaqah al-Fithri 'ala al-"abd wa ghaorihi min al-Muslimin)
 2- عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَضَ زَكَاةَ الْفِطْرِ مِنْ رَمَضَانَ عَلَى النَّاسِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى كُلِّ حُرٍّ أَوْ عَبْدٍ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى مِنْ الْمُسْلِمِينَ (مسلم:الزكاة:زكاة الفطر على المسلمين من التمر والشعير)
Artinya:Diriwayatkan dari Ibnu Umar. Rasulullah saw telah mewajibkan zakat Fithri satu sha' (2,5 kg) dari kurma atau gandum atas setiap orang budak dan merdeka, laki-laki dan perempuan, dari seluruh kaum muslimin (HR al-Bukhari, Kitab; az-Zaat, Bab: Zakat al-Fithri 'ala al-Muslimin min at-Tamr wa asy-Sya'ir))

Minggu, 17 Maret 2013

PEMBEBASAN TANAH DAN BANGUNAN TK ABA SINDUREJAN

Panitia pengadaan tanah dan bangunan TK ABA Sindurejan Yogyakarta membuka kesempatan bagi Bapak/Ibu/Saudara untuk beramal jariyah/wakaf tanah per kapling/ per m2 senilai 2 juta rupiah. Tanah dan bangunan terletak di belakang TK ABA Sindurejan Yogyakarta. Daftarkan dan hubungi segera Panitia untuk tiket menuju Syurga. 
 informasi lebih lanjut hubungi Bapak Yuniar
Bisa hubungi Panitia dengan nomor telpon 085229181006 atau 0274 373722






















foto tanah dan bangunan yang berada disamping TK ABA Sindurejan